Tepatnya tadi malam saya
menyaksikan kembali ayah dari sahabat saya meninggal dunia akibat terjatuh dari
kamar mandi dan menyebabkan serangan jantung,Tidak sadarkan diri, dibawa
kerumah sakit, koma sekitar 6 jam lalu meninggal.ketika sahabat saya datang ke
ruang tunggu dan mengatakan kepada saya ayahnya sudah meninggal dan ingin
dibawa kerumah, saya mempersilahkan dia untuk menyelesaikan apa yang perlu dia
lakukan.Keluarga dari sahabat saya berbondong-bondong pulang kerumah untuk
mempersiapkan pengajian dan memberitahukan tetangga tentang kabar duka ini, mereka masuk ke lift rumah sakit
dan saya ikut diantara mereka, disitu saya meliha tanggisan dari istri almarhum
dan saudara-saudaranya dan satu kata yang menarik perhatian saya “Saya Menyesal".
Beberapa kali saya menyaksikan
peristiwa meninggal dunia, anak manusia selalu dibubuhi kata “Menyesal” itu
pula yang pernah saya alami saat ibunda tercinta saya meninggal dunia, “Andai
saya tahu ibu saya sakit”, “Andai saya ada disampingnya”, “Andai tidak perlu
dibawa kerumah sakit”. “Andai,andai….dan menyesal”. Bahkan penyesalan itu bisa
berbuntut menjadi trauma.
Kita lihat surat dibawah ini:
“Setiap yang bernyawa akan merasakan
mati” (QS.al imran 185)
“Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat
meminta penundaan atau percepatan sesaat pun”. (QS. Yunus: 49).
Ayat-ayat diatas menjelaskan bahwa semuanya yang
bernyawa, baik manusia,tumbuhan,hewan, semua yang bernyawa akan mati dan Ajal
itu adalah batas kehidupan atau mati. Jadi, kalau mati itu sudah datang maka ia
tidak bisa dimundurkan atau dimajukan, Jadi tidak berlaku kata seandainya atau
penyesalan. Walau setiap manusia mempunyai cara masing-masing saat menghembuskan nafas terakhir,
ada karena penyakit, kecelakaan, atau tertidur dan tidak terbangun kembali.
Tidak perlu ada penyesalan karena semua sudah terencana dengan begitu indahnya
sehingga kita sebagai manusia yang kerdil ilmunya hanya dapat belajar dibalik
kematian dan memperbaiki kedepanya.
Untuk memahami sebuah kematiankita hanya
membutuhkan yang namanya “IKHLAS”. Semua yang ada pada diri kita adalah
titipin, milik allah, sekarang, esok atau lusa akan kembali kepada pemiliknya. Persiapkan
diri kita sebaik mungkin ,manusia tidak pernah luput dari dosa, kita sebagai
manusia hanya berusaha semaximal mungkin menjadi manusia baik dan percayalah
allah maha pengampun.
Semoga bisa menjadi renungan
untuk kita semua dan menjadi intropeksi diri untuk menjadi manusia yang lebih
bertakwa kepada allah.
NDP