HBBV

Hijabers Beauty Blogger & Vlogger

Jumat, 05 Desember 2014

KEMATIAN TERIKAT ERAT DENGAN KATA “PENYESALAN”





           Tepatnya tadi malam saya menyaksikan kembali ayah dari sahabat saya meninggal dunia akibat terjatuh dari kamar mandi dan menyebabkan serangan jantung,Tidak sadarkan diri, dibawa kerumah sakit, koma sekitar 6 jam lalu meninggal.ketika sahabat saya datang ke ruang tunggu dan mengatakan kepada saya ayahnya sudah meninggal dan ingin dibawa kerumah, saya mempersilahkan dia untuk menyelesaikan apa yang perlu dia lakukan.Keluarga dari sahabat saya berbondong-bondong pulang kerumah untuk mempersiapkan pengajian dan memberitahukan tetangga tentang kabar  duka ini, mereka masuk ke lift rumah sakit dan saya ikut diantara mereka, disitu saya meliha tanggisan dari istri almarhum dan saudara-saudaranya dan satu kata yang menarik perhatian saya “Saya Menyesal".


Beberapa kali saya menyaksikan peristiwa meninggal dunia, anak manusia selalu dibubuhi kata “Menyesal” itu pula yang pernah saya alami saat ibunda tercinta saya meninggal dunia, “Andai saya tahu ibu saya sakit”, “Andai saya ada disampingnya”, “Andai tidak perlu dibawa kerumah sakit”. “Andai,andai….dan menyesal”. Bahkan penyesalan itu bisa berbuntut menjadi trauma.
Kita lihat surat dibawah ini:
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati”  (QS.al imran 185)

“Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun”. (QS. Yunus: 49).

Ayat-ayat diatas menjelaskan bahwa semuanya yang bernyawa, baik manusia,tumbuhan,hewan, semua yang bernyawa akan mati dan Ajal itu adalah batas kehidupan atau mati. Jadi, kalau mati itu sudah datang maka ia tidak bisa dimundurkan atau dimajukan, Jadi tidak berlaku kata seandainya atau penyesalan. Walau setiap manusia mempunyai  cara masing-masing saat menghembuskan nafas terakhir, ada karena penyakit, kecelakaan, atau tertidur dan tidak terbangun kembali. Tidak perlu ada penyesalan karena semua sudah terencana dengan begitu indahnya sehingga kita sebagai manusia yang kerdil ilmunya hanya dapat belajar dibalik kematian dan memperbaiki kedepanya.

Untuk memahami sebuah kematiankita hanya membutuhkan yang namanya “IKHLAS”. Semua yang ada pada diri kita adalah titipin, milik allah, sekarang, esok atau lusa akan kembali kepada pemiliknya. Persiapkan diri kita sebaik mungkin ,manusia tidak pernah luput dari dosa, kita sebagai manusia hanya berusaha semaximal mungkin menjadi manusia baik dan percayalah allah maha pengampun.
 
Semoga bisa menjadi renungan untuk kita semua dan menjadi intropeksi diri untuk menjadi manusia yang lebih bertakwa kepada allah. 




NDP