MOTOR NUNGGING + CABE ULEK
Debu
yang mengebul disepanjang jalan angkasa menutupi pandanganku melihat lisa yang
sedang duduk di warung bu ijah. Brum,,,brumm…ku gas motor ninjaku menuju lisa.
“Lis, bareng gak ke sekolah?”. “oy,, bareng dunk poy!” . Namaku eva tapi biasa dipanggil epoy, biar
gaul aja gitu. Aku kelas 2 SMA, aku
terkenal sebagai cewe gaul karena aku adalah salah satu cewe geng motor di
diangkatanku.
Selain berani menggunakan motor gede, aku juga
berani menggunakan pakai-pakaian sexy, kebetulan aku juga adalah seorang model
dimajalah remaja, dengan tinggi 175, kulit yang mulus aku percaya diri saja
menggunakan tangtop atau hotpand, menjadi seorang model internasional adalah
cita-citaku.
Motor
ninja berwarna hijau, yang di balut scotlight berwarna pink disisi
depannya bertuliskan “SENGGOL BACOK”, yang mencerminkan
kefemininan yang sanggar. Motor yang kudapatkan dari hasil merengek,
guling-guling dilantai kepada orang
tuaku. Kedua orang tuaku bekerja, selain memberikan kasih sayang dengan uang
tidak ada yang bisa mereka berikan kepadaku, dengan kelemahan itu sebagai
kunciku memaksakan keingginanku.
Walau
awalnya orang tuaku, mati-matian menolak permintaanku itu, dengan alasan aku
belum cukup umur, aku wanita, tidak cocok menggunakan motor ninja, Dengan berbagai cara aku lakukan, dari mulai
rayuan bokis untuk menjadi anak baik yang sering dirumah, sampai monggok
sekolah , akhirnya orang tuaku membelikanya juga.
Sakitnya
tuh disini didalam hatiku……sakitnya tuh disini didalam kantong ku….owowowowowo
, mengendarai motor sambil ku bersenandung dan goyang-goyang. “Poy ngapain sih
lu?” (Tanya lisa).“Gue lagi denger music di hp gue, lu gak liat gue lagi pake
handfree..!.jawabku sambil membenarkan poniku yang tertiup angin. Gue sih bukan apa-apa, gue ngerasanya bukan
naik motor tau, ngerasa naik odong-odong, udah goyang-goyang neh motor plus
suara lu yang bikin kuping gue serasa kemasukan semut rangrang ! ledek lisa
kepadaku.
Eh…ngomberng-ngombreng…gue
lagi boke neh, mau beli hotpant yang belang-belang yang logonya kuda duduk!
ortu gue lagi pelit, emak gue mau jual motor ini,klo gue gak mau jual, gak
dikasih uang lebih, gimana ya?. Lah kan malam minggu nanti ada balap motor di
kedoya, lu kan gak pernah kalah klo balapan, lumayan klo menang 500 ribu poy!.
Setelah mendengar saran dari lisa, aku tertarik juga untuk mengikuti balap
motor liar dikedoya.
Sudah
tiga kali aku mengikuti balap motor itu dan aku selalu memenangkanya, dengan
modal itu aku merasa percaya diri untuk mengikutinya lagi, Balap motor liar
yang diadakan hampir setiap malam minggu itu, merupakan magnet bagi kami
abg-abg yang suka nongkrong, cari uang atau sekedar gaya-gayaan.
Disana
tempat berkumpulnya cabe-cabean (cewe motor sexy). Terong-terongan ( cowo motor
nekad) dan terong dicabein ( cowo yang gayanya kecewe-cewean). Kadang acara itu
juga tidak dapat berlangsung bila kebetulan sedang ada razia, atau polisi
sedang patrol didaerah tersebut. Bahkan kami pernah kejar-kejaran dengan
polisi, karena polisi sedang memantau balap liar.
Atau
kami sering mengelabui polisi, Saat polisi mengadakan patroil kami hanya
duduk-duduk manis dimotor kami masing-masing. Polisi membubarkan kami secara
baik-baik dan menyuru kami pulang. Kami menuruti dan membubarkan diri. Tapi
setelah situasi aman kami kembali ketempat itu dan melaksanakan balap motor itu
lagi.
STOP….priwittttttttt…..(terdengar
pluit panjang polisi memberhentikan aku dan lisa). Pak polisi itu menanyakan
surat-surat dan kelengkapan berkendaraku. Kebetulan masalah surat-surat aku
lengkap, STNK, KTP dan SIM yang baru jadi 2 hari lalu. “Kenapa kamu tidak
menggunakan helm?”Tanya pak polisi. “Kan sekolah saya deket pak!”. “HE..TO TE
LOW…hellowwww emang karena sekolah kamu dekat, aspal bisa berubah jadi
lembek!!!”. “ Ih bapak gaul juga…xixixixi….egak sih pak…maap pak besok-besok
gak gini lagi deh pak ” rayuanku senyum-senyum sambil benerin poni.
Karena
kebaikan pak polisi itu aku tidak ditilang, justru aku diberikan helm yang
langsung dipakaikan di kepalaku dan lisa. Dan kami disuru berjanji untuk
mengenakan helm saat berkendara. Kamipun menyetujuinya. Kami dengan senang hati
menerimanya, tapi setelah agak jauh dari polisi itu aku lepaskan dan kususru
lisa memegang helm itu, karena takut tatanan rambutku rusak.
Wush….wush…angin
jalanan menerpa rambutku, plek..”Duh apaan ini!” ku hentikan motor dan kukucek
mataku. Ternyata mataku kemasukan debu, perih sekali. Uh,,,uh,,jika aku tau
akan ada angin kencang tidak akan kulepaskan helm itu dari kepalaku, sehingga
mataku bisa terlindungi oleh kaca helm dari debu. Kadang pribahasa “SEDIA
PAYUNG SEBELUM HUJAN” itu benar ya. Pakai kaca helm sebelum kena debu, tapi klo
aku pakai helm , aku tidak bisa memamerkan rambut dan poniku yang indah dunk.
Sesampainya
di sekolah dengan mata merah, aku parkiran motor ku, di jajaran motor gede
teman-temanku. Lisa yang selalu jalan dibelakangku, cenggengesan menertawaiku
yang dianggap kualat sama pak polisi karena sudah janji menggunakan helm tapi
malah aku lepas sehingga mataku merah terkena debu.
Digelap
malam yang diterangi lampu jalan, daun-daun berguguran indah tertiup angin
kulihat kumpulan muda mudi dengan pakaian gaul masing-masing. Ada yang
berboncengan 1 motor dinaiki 3 orang cewe sexy. Ada pula pria dan wanita
berboncengan mesra. Begitu banyak macam dan tingkah laku orang-orang disana.
Aku
dengan kaos putih ketat dibalut jacket kulit hitam, dengan celana gemes atau
hotpant yang menunjukan kemulusan kakiku. Rambut panjang yang aku kuncir kuda
anti petir. Make up lengkap plus lipstick merah cabe busuk alias merah keitem-iteman.
Dengan gaya sok keren, bokong di nonggeng-nonggengin biar kelihatan sekali naik
motor kesayanganku si Ninja senggol bacok.
Setelah
aku bertemu dengan teman-temanku dan registrasi balap liar group girl.
Berjejerlah 5 wanita keren dengan motor gede dan salah satunya aku,
brem,,bremmm ku gas keras motor ninjaku. Menandakan tantangan kepala
lawan-lawanku. 3…..,2…….,1 GO! Wusttttttttttttttt…..Cepat secepat cepatnya ku
kendarai motorku, ku libas semua lawanku, satu persatu kulewati mereka.
Woy….polisi…polisi…razia..razia….”Mampus
gue..waduh!”. Sudah tidak focus aku saat berkendara, yang terjadi aku semakin
mengencangkan kecepatan, ngiiiiiiikkkkkk menikung bak valentino rosi, rasa
ingin kabur secepat-cepatnya dari polisi, lawan-lawankupun kucar kacir tidak
sesuai lintasan lagi, ada polisi tidurpun aku labas, sampai membal dudukan
motorku, trus aku melaju kencang.
Waduh..waduh…tanganku
gemetar, tubuhku berguncang. Aku tak dapat mengendalikan lagi motorku yang
melaju kencang kepekarangan orang. Jeger….Brukkk,,motorku menabrak pohon palem,
aku terpental, kepalaku terbentur kerikil-kerikil. Kulihat samar-samar bunyi
motorku, dan orang-orang berlarian menghampiriku, badanku lemas. Dan gelap.
Saat
mataku terbuka ada ibuku disampingku dengan pria berpakaian putih. ternyata aku
sedang berada diklinik ibuku bersama dokter, rasakan yeri-nyeri disekujur
tubuhku, kulihat goresan-goresan luka ditangan dan kakiku diperban. “ Eva kamu
baik-baik saja nak?” Tanya ibuku. “Iya,bu, Maafin eva bu, eva nakal, sakit bu!
Jawabku sambil menangis, terasa sesak didada.
Berkecamuk
perasaan dihati, dari rasa takut ditangkap polisi, rasa takut mati, rasa takut
ibu dan ayah marah, takut cacat, seribu ketakutan membayang diotakku.
Membayangkan bagaimana dengan cita-citaku untuk menjadi model internasional
bila kaki ini cacat , wajahku penuh
bekas luka. Andai aku tidak nakal, andai aku tidak ikut balapan liar, Andai aku
menjadi pengendara motor yang baik, Andai aku memakai helm untuk menjaga kepala
dan wajahku. Andai-andai dan andai.
Ibuku
meneteskan air mata dan memelukku “Tidak papa nak, ibu maafkan, kamu jangan
mengulanginya lagi ya”. JERA mungkin itu yang terjadi kepada diriku, motorku
hancur dan dijual oleh ayahku. Bersyukur Wajahku hanya tergores kecil, dan luka
dikakiku juga segera sembuh walau meninggalkan bekas . Aku tak berani lagi
menggunakan hotpans, kini aku menggunakan pakaian tertutup.
Kini
aku bagai cabe ulek, hancur akibat kenakalanku dijalan, kakiku yang mulus penuh
bekas luka. Kejadian itu mengajarkanku untuk menjadi Pengendara yang baik,
ayahku membelikanku motor matic yang gak kalah keren Honda Beat dengan helm
full face SNI, beserta surat-surat yang lengkap.
Dihari
senin sepulang sekolah, seperti biasa dengan membonceng lisa ku lalui jalan
angkasa. Kulihat ada pengendara motor tanpa menggunakan helm, helmnya hanya
dikaitkan dimotornya dan tak menyalahkan lampu. Ku kejar dan memberhentikanya “Mas….pakai
helmnya, nyalahin lampu motornya, ada razia polisi loh didepan!”. “oh…iya…iya
makasih ya.” Jawab pria itu sambil tersenyum.
Kulajukan
kembali motorku dan melewati jalan angkasa itu tapi dari arah belakang ada
sosok pengendara yang seolah-olah ingin mengejarku, ku tambah kecepatanku untuk
kabur, Kulihat dari Spion, sosok itupun semakin menambah kecepatan,
“Lis…lis…Begal….Begal…ada Begal dibelakang……..!”teriakku. Lisapun ketakutan, Jantungku
berdegup kencang, DAG..DIG..DUG…DUWERRRRR…., rasanya dada ini ingin meledak
ketakutan, bukan hanya takut motor baruku dibajak, tapi takut leherku digorok
si begal.
Orang
itu memalang motorku yang membuat aku berhenti, reflex ku turun dari motor
sambil menarik tangan lisa untuk lari sambil berteriak “Ambil aja om..tuh motor
saya tapi jangan digorok!”. Ku keluarkan
jurus mautku nyaitu LANGKAH SERIBU. Gubrak!!! sialnya kakiku tersandung, aku
dan lisa tersungkur, pria itu menarik tanganku sambil membuka helm full
facenya, “Mbak kenapa kabur, saya mau berterima kasih.”. Dengan melonggo plus
malu plus lega, ternyata orang dianggap begal oleh aku adalah pria pengendara
yang aku ingatkan tentang helm dan lampu di jalan angkasa.
“Mbak
makasih ya, bener loh mbak tadi ada razia, untung mbak ngasih tau, saya jadi
lolos dari razia”. “Iya mas sama-sama, bukan masalah takut polisi atau razia
mas, itu untuk keselamatan mas sendiri, dengan menggunakan helm mas melindungi kepala
mas, dan fungsi lampu, agar saat tikungan mas memberi sinyal kepada pengendara
lain bahwa ada pengendara lain di arah berlawanan. Fungsi spion, agar mas bisa
melihat keadaan belakang. Dan surat-surat sebagai bukti kepemilikan kendaraan,
bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan orang yang menemukan bisa melacak
keluarga kita dari identitas kita. Kita harus sedia payung sebelum hujan mas”.
“Iya
benar, makasih sekali lagi ya mbak!”. Ditutup dengan senyuman.
Blog post ini dibuat dalam rangka mengikuti
Kompetisi Menulis Cerpen ‘Tertib,
Aman, dan Selamat Bersepeda Motor di Jalan.’
#SafetyFirst Diselenggarakan oleh Yayasan Astra-Hoda Motor dan
Nulisbuku.com