HBBV

Hijabers Beauty Blogger & Vlogger

Kamis, 22 Oktober 2015

‘Tertib, Aman, dan Selamat Bersepeda Motor di Jalan’ #SafetyFirst

MOTOR NUNGGING + CABE ULEK

               Debu yang mengebul disepanjang jalan angkasa menutupi pandanganku melihat lisa yang sedang duduk di warung bu ijah. Brum,,,brumm…ku gas motor ninjaku menuju lisa. “Lis, bareng gak ke sekolah?”. “oy,, bareng dunk poy!” .  Namaku eva tapi biasa dipanggil epoy, biar gaul aja gitu. Aku kelas 2 SMA,  aku terkenal sebagai cewe gaul karena aku adalah salah satu cewe geng motor di diangkatanku.
 Selain berani menggunakan motor gede, aku juga berani menggunakan pakai-pakaian sexy, kebetulan aku juga adalah seorang model dimajalah remaja, dengan tinggi 175, kulit yang mulus aku percaya diri saja menggunakan tangtop atau hotpand, menjadi seorang model internasional adalah cita-citaku.
Motor ninja berwarna hijau, yang di balut scotlight berwarna pink disisi depannya  bertuliskan  “SENGGOL BACOK”, yang mencerminkan kefemininan yang sanggar. Motor yang kudapatkan dari hasil merengek, guling-guling dilantai  kepada orang tuaku. Kedua orang tuaku bekerja, selain memberikan kasih sayang dengan uang tidak ada yang bisa mereka berikan kepadaku, dengan kelemahan itu sebagai kunciku memaksakan keingginanku.
Walau awalnya orang tuaku, mati-matian menolak permintaanku itu, dengan alasan aku belum cukup umur, aku wanita, tidak cocok menggunakan motor ninja,  Dengan berbagai cara aku lakukan, dari mulai rayuan bokis untuk menjadi anak baik yang sering dirumah, sampai monggok sekolah , akhirnya orang tuaku membelikanya juga.
Sakitnya tuh disini didalam hatiku……sakitnya tuh disini didalam kantong ku….owowowowowo , mengendarai motor sambil ku bersenandung dan goyang-goyang. “Poy ngapain sih lu?” (Tanya lisa).“Gue lagi denger music di hp gue, lu gak liat gue lagi pake handfree..!.jawabku sambil membenarkan poniku yang tertiup angin.  Gue sih bukan apa-apa, gue ngerasanya bukan naik motor tau, ngerasa naik odong-odong, udah goyang-goyang neh motor plus suara lu yang bikin kuping gue serasa kemasukan semut rangrang ! ledek lisa kepadaku.
Eh…ngomberng-ngombreng…gue lagi boke neh, mau beli hotpant yang belang-belang yang logonya kuda duduk! ortu gue lagi pelit, emak gue mau jual motor ini,klo gue gak mau jual, gak dikasih uang lebih, gimana ya?. Lah kan malam minggu nanti ada balap motor di kedoya, lu kan gak pernah kalah klo balapan, lumayan klo menang 500 ribu poy!. Setelah mendengar saran dari lisa, aku tertarik juga untuk mengikuti balap motor liar dikedoya.
Sudah tiga kali aku mengikuti balap motor itu dan aku selalu memenangkanya, dengan modal itu aku merasa percaya diri untuk mengikutinya lagi, Balap motor liar yang diadakan hampir setiap malam minggu itu, merupakan magnet bagi kami abg-abg yang suka nongkrong, cari uang atau sekedar gaya-gayaan.
Disana tempat berkumpulnya cabe-cabean (cewe motor sexy). Terong-terongan ( cowo motor nekad) dan terong dicabein ( cowo yang gayanya kecewe-cewean). Kadang acara itu juga tidak dapat berlangsung bila kebetulan sedang ada razia, atau polisi sedang patrol didaerah tersebut. Bahkan kami pernah kejar-kejaran dengan polisi, karena polisi sedang memantau balap liar.
Atau kami sering mengelabui polisi, Saat polisi mengadakan patroil kami hanya duduk-duduk manis dimotor kami masing-masing. Polisi membubarkan kami secara baik-baik dan menyuru kami pulang. Kami menuruti dan membubarkan diri. Tapi setelah situasi aman kami kembali ketempat itu dan melaksanakan balap motor itu lagi.
STOP….priwittttttttt…..(terdengar pluit panjang polisi memberhentikan aku dan lisa). Pak polisi itu menanyakan surat-surat dan kelengkapan berkendaraku. Kebetulan masalah surat-surat aku lengkap, STNK, KTP dan SIM yang baru jadi 2 hari lalu. “Kenapa kamu tidak menggunakan helm?”Tanya pak polisi. “Kan sekolah saya deket pak!”. “HE..TO TE LOW…hellowwww emang karena sekolah kamu dekat, aspal bisa berubah jadi lembek!!!”. “ Ih bapak gaul juga…xixixixi….egak sih pak…maap pak besok-besok gak gini lagi deh pak ” rayuanku senyum-senyum sambil benerin poni.
Karena kebaikan pak polisi itu aku tidak ditilang, justru aku diberikan helm yang langsung dipakaikan di kepalaku dan lisa. Dan kami disuru berjanji untuk mengenakan helm saat berkendara. Kamipun menyetujuinya. Kami dengan senang hati menerimanya, tapi setelah agak jauh dari polisi itu aku lepaskan dan kususru lisa memegang helm itu, karena takut tatanan rambutku rusak.
Wush….wush…angin jalanan menerpa rambutku, plek..”Duh apaan ini!” ku hentikan motor dan kukucek mataku. Ternyata mataku kemasukan debu, perih sekali. Uh,,,uh,,jika aku tau akan ada angin kencang tidak akan kulepaskan helm itu dari kepalaku, sehingga mataku bisa terlindungi oleh kaca helm dari debu. Kadang pribahasa “SEDIA PAYUNG SEBELUM HUJAN” itu benar ya. Pakai kaca helm sebelum kena debu, tapi klo aku pakai helm , aku tidak bisa memamerkan rambut dan poniku yang indah dunk.
         Sesampainya di sekolah dengan mata merah, aku parkiran motor ku, di jajaran motor gede teman-temanku. Lisa yang selalu jalan dibelakangku, cenggengesan menertawaiku yang dianggap kualat sama pak polisi karena sudah janji menggunakan helm tapi malah aku lepas sehingga mataku merah terkena debu.
Digelap malam yang diterangi lampu jalan, daun-daun berguguran indah tertiup angin kulihat kumpulan muda mudi dengan pakaian gaul masing-masing. Ada yang berboncengan 1 motor dinaiki 3 orang cewe sexy. Ada pula pria dan wanita berboncengan mesra. Begitu banyak macam dan tingkah laku orang-orang disana.
Aku dengan kaos putih ketat dibalut jacket kulit hitam, dengan celana gemes atau hotpant yang menunjukan kemulusan kakiku. Rambut panjang yang aku kuncir kuda anti petir. Make up lengkap plus lipstick merah cabe busuk alias merah keitem-iteman. Dengan gaya sok keren, bokong di nonggeng-nonggengin biar kelihatan sekali naik motor kesayanganku si Ninja senggol bacok.
Setelah aku bertemu dengan teman-temanku dan registrasi balap liar group girl. Berjejerlah 5 wanita keren dengan motor gede dan salah satunya aku, brem,,bremmm ku gas keras motor ninjaku. Menandakan tantangan kepala lawan-lawanku. 3…..,2…….,1 GO! Wusttttttttttttttt…..Cepat secepat cepatnya ku kendarai motorku, ku libas semua lawanku, satu persatu kulewati mereka.
Woy….polisi…polisi…razia..razia….”Mampus gue..waduh!”. Sudah tidak focus aku saat berkendara, yang terjadi aku semakin mengencangkan kecepatan, ngiiiiiiikkkkkk menikung bak valentino rosi, rasa ingin kabur secepat-cepatnya dari polisi, lawan-lawankupun kucar kacir tidak sesuai lintasan lagi, ada polisi tidurpun aku labas, sampai membal dudukan motorku, trus aku melaju kencang.
Waduh..waduh…tanganku gemetar, tubuhku berguncang. Aku tak dapat mengendalikan lagi motorku yang melaju kencang kepekarangan orang. Jeger….Brukkk,,motorku menabrak pohon palem, aku terpental, kepalaku terbentur kerikil-kerikil. Kulihat samar-samar bunyi motorku, dan orang-orang berlarian menghampiriku, badanku lemas. Dan gelap.
Saat mataku terbuka ada ibuku disampingku dengan pria berpakaian putih. ternyata aku sedang berada diklinik ibuku bersama dokter, rasakan yeri-nyeri disekujur tubuhku, kulihat goresan-goresan luka ditangan dan kakiku diperban. “ Eva kamu baik-baik saja nak?” Tanya ibuku. “Iya,bu, Maafin eva bu, eva nakal, sakit bu! Jawabku sambil menangis, terasa sesak didada.
           Berkecamuk perasaan dihati, dari rasa takut ditangkap polisi, rasa takut mati, rasa takut ibu dan ayah marah, takut cacat, seribu ketakutan membayang diotakku. Membayangkan bagaimana dengan cita-citaku untuk menjadi model internasional bila kaki ini cacat , wajahku  penuh bekas luka. Andai aku tidak nakal, andai aku tidak ikut balapan liar, Andai aku menjadi pengendara motor yang baik, Andai aku memakai helm untuk menjaga kepala dan wajahku. Andai-andai dan andai.
Ibuku meneteskan air mata dan memelukku “Tidak papa nak, ibu maafkan, kamu jangan mengulanginya lagi ya”. JERA mungkin itu yang terjadi kepada diriku, motorku hancur dan dijual oleh ayahku. Bersyukur Wajahku hanya tergores kecil, dan luka dikakiku juga segera sembuh walau meninggalkan bekas . Aku tak berani lagi menggunakan hotpans, kini aku menggunakan pakaian tertutup.
Kini aku bagai cabe ulek, hancur akibat kenakalanku dijalan, kakiku yang mulus penuh bekas luka. Kejadian itu mengajarkanku untuk menjadi Pengendara yang baik, ayahku membelikanku motor matic yang gak kalah keren Honda Beat dengan helm full face SNI, beserta surat-surat yang lengkap.
Dihari senin sepulang sekolah, seperti biasa dengan membonceng lisa ku lalui jalan angkasa. Kulihat ada pengendara motor tanpa menggunakan helm, helmnya hanya dikaitkan dimotornya dan tak menyalahkan lampu. Ku kejar dan memberhentikanya “Mas….pakai helmnya, nyalahin lampu motornya, ada razia polisi loh didepan!”. “oh…iya…iya makasih ya.” Jawab pria itu sambil tersenyum.
Kulajukan kembali motorku dan melewati jalan angkasa itu tapi dari arah belakang ada sosok pengendara yang seolah-olah ingin mengejarku, ku tambah kecepatanku untuk kabur, Kulihat dari Spion, sosok itupun semakin menambah kecepatan, “Lis…lis…Begal….Begal…ada Begal dibelakang……..!”teriakku. Lisapun ketakutan, Jantungku berdegup kencang, DAG..DIG..DUG…DUWERRRRR…., rasanya dada ini ingin meledak ketakutan, bukan hanya takut motor baruku dibajak, tapi takut leherku digorok si begal.
Orang itu memalang motorku yang membuat aku berhenti, reflex ku turun dari motor sambil menarik tangan lisa untuk lari sambil berteriak “Ambil aja om..tuh motor saya tapi jangan digorok!”.  Ku keluarkan jurus mautku nyaitu LANGKAH SERIBU. Gubrak!!! sialnya kakiku tersandung, aku dan lisa tersungkur, pria itu menarik tanganku sambil membuka helm full facenya, “Mbak kenapa kabur, saya mau berterima kasih.”. Dengan melonggo plus malu plus lega, ternyata orang dianggap begal oleh aku adalah pria pengendara yang aku ingatkan tentang helm dan lampu di jalan angkasa.
        “Mbak makasih ya, bener loh mbak tadi ada razia, untung mbak ngasih tau, saya jadi lolos dari razia”. “Iya mas sama-sama, bukan masalah takut polisi atau razia mas, itu untuk keselamatan mas sendiri, dengan menggunakan helm mas melindungi kepala mas, dan fungsi lampu, agar saat tikungan mas memberi sinyal kepada pengendara lain bahwa ada pengendara lain di arah berlawanan. Fungsi spion, agar mas bisa melihat keadaan belakang. Dan surat-surat sebagai bukti kepemilikan kendaraan, bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan orang yang menemukan bisa melacak keluarga kita dari identitas kita. Kita harus sedia payung sebelum hujan mas”.
            “Iya benar, makasih sekali lagi ya mbak!”. Ditutup dengan senyuman.


Blog post ini dibuat dalam rangka mengikuti Kompetisi Menulis Cerpen ‘Tertib, Aman, dan Selamat Bersepeda Motor di Jalan.’ #SafetyFirst Diselenggarakan oleh Yayasan Astra-Hoda Motor dan Nulisbuku.com