ASTAGFIRULLAH,
SAYANG!
Di sepoy angin malam ini, ku tatap langit
gelap dan melukis wajahku disana, seorang gadis yang keluar dari habitatku
sebagai seorang pembangkang, terlahir dari
keluarga sederhana tapi aku anak
tunggal membuat aku menjadi seorang anak yang egois dan harus mendapatkan
apapun yang aku mau. Aku mempunyai dua orang sahabat lisa dan toni. Kami akrab
karena kami satu organisasi dance dikampus. Klo di era 90’an mungkin kita bisa dibilang
TRIO KWEK KWEK .
Lisa sahabatku yang baik walau pelitnya minta
ampun deh, seringkali kita pergi karoeke
untuk melepas penat di pulang kuliah, setiap kali di kasir, dia selalu
pura-pura ketoilet atau pura-pura bego, pelangga pelonggo, tanpa mengeluarkan
uang dari tasnya.
“Eh lis, lu liat si toni kagak sih?”. “Kagak,
setau gue dia lagi jalan sama ifan, teman rumahnya gitu”.”ngombreng-ngombreng
dari semester pertama sampe sekarang gue belum pernah liat si toni gandeng
cewe?”Tanyaku kepada lisa. “mboh….gak tau gue!”. Jawab lisa sambil nunduk dan
memainkan bola matanyanya, seolah-olah menyembunyikan sesuatu.Toni adalah pria
ganteng ,dengan postur tubuh ideal, yang sempet jadi perebutan aku dan lisa
saat awal kuliah, walau akhirnya jadi sahabat, gara-gara kami ilfeel liat si
toni, ngisi acara kampus nyanyi lagu dangdut sambil goyang, pantatnya bohay
banget, kalah gue…..xixixixii(minder.com)
Dihari rabu itu kami memutuskan berlatih dance
untuk acara penutupan mos dikampus kami di Kos an Toni, yang lumayan luas untuk
jingkrak-jingkrakan. Saat aku dan lisa datang, didalam ada toni dan irfan yang
tengah asik ngobrol akrab berdua. “Gniue laper neh, ada makanan gak ton?”Tanya
ku sambil ngobrak ngabrik dapur toni. “Ada tenang aja tadi gue sm irfan abis
masak. Gue kan tau kalian wanita jadi-jadian yang gak bisa masak” ejek toni.
Maklum memang toni selain jago dance, masak, make up dan berbagai skill cewe
bisa, dibandingkan aku dan lisa yang tomboy.
Saat kami sedang makan bersama-sama ada
pemandangan yang beda, aku melihat toni dan irfan makan dengan wadah yang sama
alias satu piring berdua, Lisa tiba-tiba nyeletuk” cie..pasangan romantic!”.
Mata mereka langsung terbelalak sambil menatap kearah lisa. Aku sempat berfikir
dan panjang tentang celetukan lisa, apa maksudnya.maklum walau kami bersahabat
selama 5 semester ini, aku yang paling jarang, ngumpul sama mereka, karena aku
lebih senang menyendiri dan menyibukan diri dengan dunia mayaku, nyatu bermain
camfrog. Kebetulan aku stay disalah satu room general nyaitu warna warni
Indonesia, dimana disitu berkumpul semua orang pecinta lagu-lagu Indonesia,
disitu kita bisa mendengarkan lagu, sambil bersenda gurau dengan anggotanya
lewat cam,serasa punya banyak teman walau tidak keluar kamar. Dan kebetulan
owner roomnya juga gebetanku, cowo cool yang gak ganteng tapi auranya udah kaya
ariel Noah.
Camfrog membuatku membangun duniaku sendiri,
karena aku selalu ingin menyendiri dikamar, berhadapan laptop bisa tertawa
sampai menangis didepan laptop dan tidak perduli pada sekelilingku termasuk
kedua orang tuaku. Camfrog bisa memberikan pengaruh baik atau buruk tergantung
si penggunanya. Karena di camfrog ada berbagai room, dari room untuk mencari
jodoh, room untuk sekedar ketawa ketiwi sampai room 18+ yang dikomersilkan atau
room show, dimana banyak cewe-cewe sexy yang berdance hot didepan camera dan
dibayar oleh ownernya, yah…walau ada juga hanya rekaman.alias pria-pria hidung
belang ditipu hahhahah
Setelah kami selesai latihan dance, aku dan
lisa meninggalkan tempat kost toni, diperjalanan pulang dimana aku membonceng
lisa, lisa bercerita bahwa sebenarnya toni dan irfan mempunyai hubungan khusus.
Disana aku hanya terdiam, aku berfikir tak mengapa bila toni mempunyai sahabat
baru selain kami, justru menyenangkan personil kami bertambah.
Hari sabtu bertepatan dengan ulang tahun toni
yang ke 27, kebetulan toni memang lebih tua 5 tahun dari kami, dia sering
pindah-pindah kampus, sehingga tidak lulus-lulus. Hari itu seperti ulang tahun
toni sebelumnya, kami karoeke dan makan sepuasnya, lisa membawa pacarnya. tapi
kali itu tambah satu personil nyaitu irfan, dan kami tidak boleh pulang karena
toni mengatakan akan membawa kita keacara temannya. Aku yang tidak terbiasa
menginap dirumah orang lain, jelas-jelas menolak,tapi lisa terus membujuk dan
akhirnya aku luluh,menelpon kerumah dan berbohong kepada ibuku bahwa aku
menginap dirumah lisa dengan menyuru lisa berbicara kepada ibuku.
Kami dibawa ke diskotik Musri,wow ini pertama
kalinya aku menginjakan kakiku di diskotik,Bismillah, adalah kata pertama yang
terlontar dari mulutku saat masuk pintu diskotik itu, saat masuk hanya gelap
dan lampu kelap kelip yang menusuk mata Yang aku lihat, tapi ada pemandangan
janggal disana mengapa 90 % yang aku lihat adalah pria, makin aneh aku melihat
toni dan irfan berpegangan tangan mesra sekali seperti pasangan yang sedang
dimabuk cinta.Suara jedag jedug DJ membuat kupingku serasa mau pecah, beberapa
kali aku mengedipkan mata dan menutup telingaku, kusandarkan tubuhku kesofa, dan
berpegangan erat pada sofa, karena aku ingat video di you tube tentang diskotik
yang tiba-tiba runtuh, dan semua orang yang berada disana terkubur, alias kena
azab ilahi “Ya allah ampuni aku!” dalam hati.
Dalam suasana bising,lampu yang menusuk mata
itu kami berkumpul di satu sofa, toni dan irfan makin menjadi-jadi, mereka
berpelukan, aku yang tak melepaskan pandanganku dari mereka, membuat toni
melihat aku sambil tersenyum “ kamu tau kan hubungan kita,terserah orang mau
bilang apa, yang jelas kami bahagia.” .Jger…..serasa disambar petir, percaya
tidak percaya, ternyata mereka pacaran sesame jenis, ya ampun…..pantas toni
selama ini tidak pernah dekat dengan wanita manapun. Aku yang kaget tapi
berusaha stay cool didepan mereka, dan ternyata lisa sudah mengetahui mengenai
masalah ini.
Kring…kring…hpku berbunyi “Shasha …..rumahmu
kebakaran!” suara ira tetanggaku,suara itupun hilang karena koneksi. aku
terdiam sesaat, dan aku berlari mencari taxi untuk pulang. Meninggalkan
teman-temanku itu, ku tengteng high hellsku, Sepanjang jalan aku berfikir
bagaimana keadaan orang tuaku, rumahku, karena aku mencoba menelpon rumah
tetapi tidak bisa dihubungi, bahkan irapun tak dapat dihubungi lagi. Taxi tidak
dapat melewati jalan kerumah ku, akhirnya aku berhenti 20 km dari rumahku, Aku
berlari sambil menenteng high heelku ditengah kerumunan orang, blambir, dan
ambulance. Aku melihat orang-orang menangis, berteriak-teriak dan aku
berpapasan dengan tetanggaku, yang mengatakan “sha…orang tuamu terbakar didalam
rumah!”. Bagai tersambar petir, tidak percaya, aku terus berlari mendekati
rumahku, aku melihat mayat-mayat didalam tas
mayat yang sedang diangkat keambulance.
Aku berteriak-teriak kepada tetanggaku untuk
memastikan apakah benar mayat itu adalah orang tuaku, tetanggaku hanya
menangis, aku mendekati petugas ambulance, dan ia menyuru aku masuk ke
ambulance. Tangisku tak henti, melihat rumahku yang telah rata dengan tanah,
dan mayat orang tuaku, anganku melayang, istigfar yang ada dalam hati, apakah
ini azab dari allah karena aku telah menginjakan kakiku kediskotik.
Hidupku telah hancur, aku kehilangan rumah dan
orang tuaku, uang asuransi aku gunakan untuk membangun kembali rumahku,walau
tak seperti dahulu. untuk sementara aku menumpang dirumah lisa, keluarga lisa
menerimaku dengan baik,Untuk membayar kuliah,aku bekerja paruh waktu sebagai
marketing KTA. Setelah 5 bulan berlalu, aku kembali kerumahku, aku menjalani
hidup sendiri, penyesalan yang tergurat dihati, selama ini aku tidak pernah
peduli dengan orang tuaku, bahkan berbohong diakhir hidup orang tuaku. Aku
berdiam dan menatap langit yang hitam tanpa bintang, lisa membawakan segelas
coklat hangat “Sha, reno mana?pacar kamu yang dari camfrog itu?”. “Mungkin dia
lagi sibuk, terakhir dia datang pas 7 harian ortu gue meninggal”. “Kenapa lu
gak nanya sama dia, kenapa gak hubungi u?”. Tanya lisa. Aku menoleh dan menatap
lisa “Cinta sejati, kasih sayang abadi tidak membutuhkan permohonan”. Gue gak
akan pernah minta dihubungi terus sama dia, karena klo orang yang sayang atau
cinta sama kita gak perlu diminta pasti selalu ada waktu buat kita. Lisa
melihatku dengan iba.
Di hari sabtu itu aku berkumpul dengan lisa
dan toni, ngobrol ngalor ngidul, tiba-tiba aku berusaha meluruskan sesuatu
“Ton, lu semenjak kapan deket sama irfan?”. “ya…baru 3 bulanan.”.”oh ya lu
sering kediskotik musri ya?”. “iya,kenapa? Kaget ya, itu lagi acara homo….”. “
oh…yang banci-banci itu ya”. Celetukku. “he..to the low…hellow……!gue bukan
banci tapi homo, alias gak suka sama cewe!”. “emang apa bedanya homo sama
banci?”. “homo itu kita gak suka sama cewe tapi liat dunk pakaian kita tetep
cowo and stylist, klo banci kaya yang disalon-salon gtu” toni menjelaskan. “lu
kenapa sih kok bisa begitu, lu kan ganteng banyak, cewe yang suka sama lu”.” Yah..gue
juga gak bakal kok selamanya begini, gue juga mau nikah nanti klo umur gue udah
30 an, gue juga gak tau dulu pas gue pindah kejakarta gue ikut temen-temen gue
aja, trus keterusan deh sampe sekarang.
Dari dalam hatiku yang paling dalam, aku
sangat mengharapkan toni berubah, yang utama adalah larangan agama,di masa
tuanya jika toni tidak menikah,tidak ada yang mengurusnya, dan hal yang paling
menyeramkan adalah terinfeksi penyakit menular. Aku ingat beberapa waktu lalu
saat aku masih sering nongkrong dengan toni, aku dikenalkan teman satu
komunitasnya nyaitu Rio, Rio pernah menikah, tapi pernikahannya hanya bertahan
6 bulan, Rio menceraikan istrinya dengan alasan
tidak mencintai istrinya, padahal alasan sesungguhnya rio belum bisa
meninggalkan dunianya, dunianya yang menyukai sesama. Tapi apa yang didapat
Rio, Aku melihat sendiri dengan mata kepalaku, Rio pingsan di kost an karena
terkena DBD dan tidak ada yang mengurusinya, Padahal sebelum ia bercerai,
istrinya sangat menyayangi dan
menjaganya. Sebagai sahabat aku hanya bisa memberi saran dan berdoa agar toni
bisa segera menyadari kehidupan yang dia jalani salah. “Bukan keadaaan yang
membuat kita salah, karena keadaaan selalu memberikan pilihan”.
Setelah kami ngobrol panjang toni mengajak
kami nonton film breaking down, wah film kesukaanku tuh, kami nonton dengan
asiknya sampai tak terasa film selesai pukul 20.00 wib, handphoneku bordering.
“sha dimana?nontn yuk?” ajak farid (gebetanku di camfrog). “ayok, nonton
apa?”.Jawabku berbunga-bunga, serasa terbang, trus nyangkut dipohon palem, trus
jatoh. Hmmmmm. “Nonton breaking down yuk?kamu belum nonton kan?” Mataku
berputar, menatap kearah teman-temanku yang kebetulan mendengar percakapanku
dengan farid yang aku losespeakers “iya ,aku belom nonton, aku suka banget film
itu!”. “Hah…sha..kan tdi” celetuk toni,yang langsung aku bungkam mulutnya agar
tidak melanjutkan perkataanya. Jarang sekali farid mengajakku nonton, jadi aku
terpaksa berbohong agar bisa nonton bareng dia. Dan kebetulan farid adalah pria
yang royal, jadi kami nonton tidak hanya berdua tetapi semua teman-temanku
dibelikan tiket yang sama, kami jadi nonton film yang sama dalam jarak waktu
yang berdekatan hahhahhaha…. Dan so sweetnya adalah farid memberikan tiket
nonton itu didepan banyak orang sambil menundukan wajahnya dan berkata “ini
untuk sang ratu!” uwh,,,,,bagai putri-putri dongeng dengan pangeranya.
Selama kami menonton, handphone farid terus
berbunyi, tapi diabaikan olehnya sampai film selesai, saat dipinttu keluar
langkah kami tertahan oleh wanita yang langsung menarik tangan farid, yang
membuat genggaman tangan farid kepadaku terlepas. “ayah…enak-enakkan ya
disini,siapa cewe itu?” teriak wanita itu sambil menunjuk ke arahku. Farid
berusaha menenangkan wanita itu yang justru makin membuat wanita itu emosinya
meledak-ledak, mendorongku dan berkata “Dasar wanita jalang..!” . Aku yang
masih kaget, bingung hanya terdiam, dan berusaha berdiri dari tersungkurku
akibat didorong wanita itu, aku malu, aku berlari dari kerumunan itu, diikuti
teman-temanku. Sesampainya dirumah hanya air mata yang menemani aku dalam
kebingungan, dan kehancuran harga diriku didepan banyak orang.
Tiga hari berlalu aku belum bisa melupakan
kejadian dibioskop itu, lisa datang kerumahku, dan berusaha menghibur. “Lis
toni mana?”.tanya ku. “Gak tau kemaren dia bilang dia lagi ada masalah dikantor
tempat dia kerja”. Karena kami sudah semester akhir, kami memang bekerja sambil
menyusun skripsi. Handphoneku bordering ternyata dari farid “ sha aku ingin
menjelaskan kejadian tempo hari, aku minta maaf, aku mau jujur sama kamu, dia
itu istri ke 2 ku, dia sangat pecemburu, dan istri pertamaku di jogya”. Air
mataku menetes setetes demi setetes, betapa kecewanya aku ternyata farid sudah
punya istri,bahkan bukan hanya satu tapi dua, selama ini aku bodoh membingkai
indah cintaku sendiri, ternyata sikap dia yang sok sibuk selama ini bukan
karena pekerjaan tapi karena dia sudah berkeluarga. Dunia maya telah membuatku
bermimpi, tapi ternyata mimpi buruk. Lisa yang berada dihadapanku hanya diam
dan menatap kearahku.diakhir pembicaraan farid mengatakan “Tapi aku gak bisa
bohongin perasaanku, aku sayang sama kamu”. Entah harus bahagia atau benci
mendengar kata-kata itu, yang jelas, hanya sesak didada.
Lisa menarik tanganku, berusaha menghiburku, mengajak
aku keluar rumah “sha kita beli burger yuk..!”. Tarikan tangan lisa terasa
begitu kuat ditubuhku yang lemah ini, selain karena berusaha menerima kenyataan
yang tidak mengenakan mengenai farid, akupun belum makan dari pagi.
Srottttttttttttttttttttttttttt, jger…………………………….. Kepalaku pusing sekali, aku
melihat dokter, suster dan paman disampingku. “Aku dimana?”Tanya ku. “di Rumah
saki!”. jawab pamanku. “ LISA…..mana lisa?, sontak aku berteriak. Mengingat
kejadian sebelumnya Lisa yang memegaang
tanganku tertabrak mobil yang gebut didepan rumahku, lalu tangan kami terlepas.
Aku tak ingat lagi apa yang terjadI. Pamanku berkata “Sabar ya sha. Lisa sudah meninggal..” sontak mataku
melotot tidak percaya, akuminta diantar ke lisa oleh pamanku, Aku turun dari
tempat tidur,sempat terjatuh dan dibantu berjalan menuju ruangan lisa, aku
tidak percaya melihat sosok yang ditutupi selimut putih dan dikelilingi
keluarga lisa yang sedang menangis, ku buka selimut putih yang masih berlumur
darah itu, kulihat wajah lisa yang sudah pucat pasih, dengan luka dimana-mana,
kaku tidak bergerak, kenanganku kembali bertaut di kejadian sewaktu orang tuaku
meninggal dalam kebakaran, tangisku pecah disana. Aku kehilangan semua orang
yang berharga dalam hidupku.
Tubuhku yang lemah di bawa ke ruang inap,
disitu aku mengingat untuk menghubungi toni, kebetulan saat itu tepat pukul 10
pagi, “ Hallo ton, lu dimana?”tanyaku dengan suara lemah. “Gue dikantor polisi
sha, gue dituduh nyeleengin uang perusahaan!”. Dan tak ada suara lagi, terputus
sambungan telponku karena habis pulsa. Lisa dimakamkan pukul 15.00, aku tidak
diperbolehkan menghadirinya karena badanku yang masih lemah. Tangis dan doa
yang hanya bisa kulantunkan untuk menghantar lisa kedunianya yang baru. 2 hari
aku dirawat dirumah sakit, pamanku selalu menemani, ia menyuruku untuk tinggal
dirumahnya dahulu sampai benar-benar pulih, namun aku menolaknya karena merasa
sudah sehat dan bisa melakukan aktifitas seperti biasa. Setelah sampai dirumah,
aku berusaha mencari tahu kabar toni, akhirnya aku tahu dari irfan bahwa toni
dipenjara, irfan menyarankan aku untuk tidak menjenguk, bahkan berhubungan lagi
dengan toni, karena takut disangkut pautkan dalam kasus penggelapan uang tersebut dengan cara pencucian uang. Aku tidak
menghiraukan ucapan irfan tersebut, malah aku berfikir, mengapa irfan orang
yang pernah mempunyai hubungan khusus dengan toni, setega itu membiarkan toni
sendiri tanpa dukungan dari teman-temanya dalam menghadapi masalah yang sedang
menimpanya itu.
Setelah aku mengetahui dimana toni ditahan,
aku mengunjunginya, dan menceritakan lisa yang meninggal, kami menangis
bersama, ia menceritakan bahwa ia khilaf mengambil uang perusahaan untuk
kepentingan pribadi, tetapi tuduhan perusahaan lebih besar dari apa yang ia
ambil, aku sebagai sahabat tak mampu berbuat apa-apa, aku hanya bisa membawakan sedikit makanan. Fikiranku sungguh
kacau, kalut, ku langkahkan kakiku kesalah satu mall sambil terus
mengingat-ingat kembali segala kenakalanku dan apa yang terjadi dalam hidupku,
“Nak bisa bantu ibu?” ada seorang ibu-ibu yang menghentikan langkahku didepan toko
kerudung.” Iya bu, ada apa?” ku dekati ibu itu. Lalu ibu itu meletakkan
kerudung sifon berwarna ungu dikepalaku. Ibu itu tersenyum, matanya
berkaca-kaca “ Kamu cantik sekali saat menggunakan hijab, anak ibu mirip sekali
dengan kamu, tapi sudah meninggal,,,”.
Aku tersontak kaget dengan ucapan ibu
itu, hatiku bergetar, entah rasa apa ini, ingin menangis, terharu, tapi sakit,
membuat air matakupun jatuh. Ibu itu memelukku, dan memberikan kerudung itu
padaku, ku tinggalkan tempat itu dengan HIJAB ungu dikepalaku, ku tolehkan
pandanganku kembali sambil tersenyum kearah ibu itu yang masih berada di toko
itu sambil berkata dalam hati “Ya allah ampunilah hambamu yang berdosa ini, aku
selalu lupa, aku selalu salah, Kau mengingatkanku dengan cara menarikku, lalu
ku abaikan, menyentilku, lalu kubaikan, kini kau memukulku, baru aku tersadar”.
Hidup itu untuk akhirat, hidup itu tidak abadi, maka kembali padanya itulah
yang pasti.
~Norma DP~