Bengang bengong didepan computer sambil
memikirkan, apa yang akan aku ceritakan mengenai amalan Puasa, tiba-tiba
ingatanku melambung jauh ke tahun 1999-2001, Pada masa pemerintahan Presiden
Abdurahman (Gus dur). Dimana saat itu aku masih SD, merasakan yang namanya
Libur sekolah selama sebulan, Menjadi seorang anak sekolah libur adalah sesuatu
hal yang menyenangkan, me refresh otak kita yang setiap hari belajar, yah itu
yang aku rasakan Dan mungkin pemerintahan saat itu bertujuan agar Masyarakat focus
terhadap ibadah sehingga menambah amalan dibulan Ramadhan.
Disamping itu umumnya sekolah
mengadakan Pesantren Kilat, Akupun mengalaminya, dari pagi sampai sore berada
di Salah satu masjid, disana kumpul peserta dari berbagai sekolah. Disana kami
diajarkan mengaji, cara menjadi seorang Da`I, pendidikan agama, bahkan ada
game-game seru, yang mengasah otak. Jadwalnya dalam seminggu 3 hari belajar dan
2 hari kompetisi, dari kompetisi itu kami memperebutkan hadiah.
Selain menambah wawasan agama,
kami juga bisa memperluas pergaulan, karena bertemu dengan siswa sekolah lain.
Oh ya saat itu belum ada yang namanya ketergantungan Gadget seperti sekarang,
semua kegiatan itu sangat seru. Aku rasa bila sekolah diliburkan sebulan,
diganti dengan pesantren kilat seperti yang pernah aku alami, akan lebih
efektif karena hari-hari kita dilalui dengan menambah ilmu agama yang jelas,
menambah amal kita dibulan ramadhan.
Dengan pergantian pemerintah, peraturanpun
kembali seperti semula, bulan ramadhan libur hanya di awal dan diakhir. Ya
setiap pemerintahan punya kebijakan masing-masing. Tapi untuk memperbanyak amal
ibadah itu kebijakan diri sendiri. Bagaimana kita mengatur waktu kita dengan
sebaik mungkin untuk menambah amal ibadah, yang jelas-jelas kita mengetahui bahwa
dibulan puasa ini amal ibadah kita dilipat gandakan.
Jika hari biasa kita sholat 5
waktu saja, kita tambahkan dengan sholat dhuha dan tahajud. Selain zakat kita
juga bisa mengadakan buka bersama dengan anak yatim. Dan juga bisa membagi-bagikan
takjil gratis dijalan, karena pahalanya sama dengan orang yang berpuasa.
مَنْ
فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ
أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
“Barangsiapa
yang memberi makan orang yang berbuka, dia mendapatkan seperti pahala orang
yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun” (Hadits
Tirmidzi Nomor 735)
Banyak sekali amalan yang bisa kita lakukan di bulan puasa
ini, yang penting kita melakukanya dengan Ikhlas hanya memohon ridho allah.
Referensi :http://www.gambaranimasi.org
Referensi :http://www.gambaranimasi.org
Betul, menjalankan ibadah puasa iti haruslah ikhlas.
BalasHapusBuat apa kalau berpuasa bawaannya ngga ikhlas lihat orang penganut kepercayaan lain sedang makan misalnya .., terus bawaannya jadi marah-marah, atau juga tergoda membatalkan puasanya.
Ya kan, kak :) ?
benar kakak, klo melihat teman kita sedang makan tidak perlu marah, karena disitulah keimanan kita diuji, senyumin aja
HapusSekarang Sanlat (pesantren kilat)nya betul-betul ekspress mbak. Fokusnya bukan ke ibadah tapi kebanyakan materi enterpreneur, motivasi sukses, dll. Jarang ada yg mengambil sisi keimanan dan tauhid seperti dulu. Kalaupun ada masih kulit-kulit, katanya kalau mau ilmu agama Islam yang lengkap ya harus sekolah di Pesantren. Hm, memang tampaknya pendidikan terbaik kembali lagi ke rumah kita masing-masing lah kak.
BalasHapusiya mba, rumah tempat yang terbaik, tapi orang disekitar saya rata-rata untuk zaman sekarang lebih fokus menyekolahkan ank dipesantren atau sekolah berbasis agama. daripada sekolah umum, karena pergaulan sudah amburadul.
HapusSepakat mbak. Kita ini sudah masuk umat akhir zaman, anak-anak kita harus dibekali ilmu agama yang kokoh. Syukurlah kalau sdh ada rencana demikian. Semoga kita dan keluarga selalu dlm lindungan Allah SWT
Hapus